Sabtu, 24 November 2012



Impian Sena

Berkhayal_berkhayal dan terus berkhayal.
Itu yang selalu Sena lakukan setiap harinya. Mimpinya yang tinggi membuat Sena lupa akan segalanya. Padahal kalau keinginan kita dan impian kita tinggi jangan hanya berkhayal saja akan tetapi berusaha, berdo’a dan segeralah bertindak supaya impian itu terwujud. Aamiin :)
“Duhhh.. andaikan mimpi gue benar-benar menjadi kenyataan dan pastinya gue terkenal di seluruh dunia. Dari Sabang sampai Merauke. Dari Kutub Utara ke Kutub Selatan. Dan pokonyah di seluruh dunia ini mengetahui gue.”di dalam hati Sena berbisik begitu dan otaknya melayang-layang (ketika Sena sedang melamun,seseorang datang menghampirinya).
“Dorr.... Melamun ajah lhu !” kata temen sekelasnya Sena. Doni namanya.
“aduhh lhu kagetin gue ajah :@! Gue tuh lagi berkhayal nih. Bagus gag impian gue yang ingin pergi ke bulan seperti Neil Amstrongngng”.
“Nahh.. ini nih yang enggak gue suka ! Impian lhu bagus tapi sayang ,, prestasi lhu di kelas ANCURR.”
“Don! Kamu kenapa sih ? Punya cita-cita itu bagus kan ?”
“Iyah bagus tapi masalahnya elooo ituuu.... (ketika Doni akan menjelaskan, Bel pun berbunyi).
*****
                “Selamat pagi anak-anak!” Pak Budi guru bahasa Indonesia masuk ke kelasnya Sena.
                “Pagi paakk!” semua murid-murid menjawab salamnya.
“Silahkan berdo’a dahulu sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) dimulai. Menurut keyakinan masing-masing.”
“baik... pakkk!”
Setelah selesai berdo’a Pak Budi pun menyuruh murid-muridnya membuka pelajaran Bahasa.Indonesia. ”Baik anak-anak sekarang buka bukunya halaman 64 yang bertemakan IMPIAN. Apakah disini ada yang mempunyai impian yang tinggi?”
“ada pak. Saya sendiri mempunyai impian tinggi yang ingin pergi ke bulan.”
“ahh, Lhu palingnya juga berkhayal saja!” Sindir Kara. Musuh bubuyutannya Sena.
“ehh kenapa sih? Syirik ke gue ngomong ajah. Jangan muna! Lagian gag salah kan gue pengen pergi ke bulan. Daripada lhu ! gag punya cita-cita.”
“hahaha,,,, gag salah badai lhu! Mana mungkin kali!” Kara menyanggah.
“Sena ada benarnya juga. Nah terus apa maksud dari omongannya Kara? Bapak jadi bingung!”
“Biar saya yang jelaskan! Sena punya cita-cita namun dia hanya berkhayal saja. Sedangkan untuk berusaha dan berdo’apun dia jarang. Begitu pak.” Doni menjelaskan.
“Sena bagus punya cita-cita, namun kamu harus lebih berusaha, berdo’a dan langsung bertindak supaya hasilnya memuaskan.” Pak.Budi memberikan nasihatnya. (bel berbunyi).
“Baiklah anak-anak pelajaran dicukupkan sekian. Besok dilanjutkan kembali. Terimakasih.”
*****
“Eh Lho sini!” Kara memanggil Sena. “ogah, Elho ajah yang kesini. Siapa yang butuh?” Sena menyanggah.
“emangnya lhu bisa wujudin Impian lhu yang norak dan kamseupay itu?” Kara dan temen-temen gangnya itu tertawa. “gag bisa jaga ucapan lhu yah? Oke. Gue akan buktiin ke elo kalau gue bener-bener bisa meraih semua itu. Setidaknya gue bisa ngebuktiin ke elo kalau gue bisa berubah ke posisi yang lebih positif. CAMKAN itu!” Sena memperjelas.
“uhh tatutt yah ancamannya,, hahahahaha. Yuk cabut manteman!” Kara keluar bersama yang lainnya setelah perdebatan beberapa menit itu.
Dari situlah Sena terus berfikir bagaimana caranya biar bisa ngebuktiin kepada semuanya terutama kepada Kara. Akhirnya Sena ingat dengan perkataan teman dan guru bahasa Indonesia nya itu. Selain itu juga dukungan dari orang tua dan juga teman-teman nya yang care sama Sena.
Hari demi hari Sena mempunyai peningkatan cara belajarnya, tingkah lakunya, cara bicaranya, dan semuanya berubah menjadi lebih baik. Dan Sena pun selalu berdo'a kepada sang Pencipta, yang akhirnya Sena menjadi juara umum di sekolahnya.
“Alhamdulillah yang akhirya aku bisa mendapatkan semua ini juga”. Sena bebisik di dalam hatinya sembari senyum-senyum :).
Kara menghampiri Sena dan memberikan ucapan congratulation “Selamat yah lho sudah benar-benar ngebuktiin ke gue kalo lho bisa berubah. Dan gue juga mau minta maaf atas semua kesalahan-kesalahan gue.”
“terimakasih yah Kara, ini juga berkat dukungan dari kamu dan tanpa teman seperti kamu aku tidak akan bisa seperti ini. Iyah aku maafin dan aku juga mau minta maaf.”
“Wahh cara bicaranya juga sekarang berubah yah!” Sindir Kara (mereka tertawa).
“iyah dong. Kan bukan Sena yang dulu. Kamu juga cepat berubah yah seperti aku yah.”
“okeh.” (ketika mereka sedang bercakap-cakap Doni pun datang menghampiri mereka).
“cieeee,,, yang sudah baikan. Gag ngajak-ngajak aku nih! Hehehehe”
“hahahahahaha,,,,,,,,” mereka tertawa bersama.

 [minta komentarnya dan terimakasih telah membaca artikel aku]
Next
Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

0 komentar :

Posting Komentar