Impian
Sena
Berkhayal_berkhayal
dan terus berkhayal.
Itu yang selalu
Sena lakukan setiap harinya. Mimpinya yang tinggi membuat Sena lupa akan
segalanya. Padahal kalau keinginan kita dan impian kita tinggi jangan hanya
berkhayal saja akan tetapi berusaha, berdo’a dan segeralah bertindak supaya
impian itu terwujud. Aamiin :)
“Duhhh..
andaikan mimpi gue benar-benar menjadi kenyataan dan pastinya gue terkenal di
seluruh dunia. Dari Sabang sampai Merauke. Dari Kutub Utara ke Kutub Selatan.
Dan pokonyah di seluruh dunia ini mengetahui gue.”di dalam hati Sena berbisik
begitu dan otaknya melayang-layang (ketika
Sena sedang melamun,seseorang datang menghampirinya).
“Dorr....
Melamun ajah lhu !” kata temen sekelasnya Sena. Doni namanya.
“aduhh
lhu kagetin gue ajah :@! Gue tuh lagi berkhayal nih. Bagus gag impian gue yang
ingin pergi ke bulan seperti Neil Amstrongngng”.
“Nahh..
ini nih yang enggak gue suka ! Impian lhu bagus tapi sayang ,, prestasi lhu di
kelas ANCURR.”
“Don!
Kamu kenapa sih ? Punya cita-cita itu bagus kan ?”
“Iyah
bagus tapi masalahnya elooo ituuu.... (ketika
Doni akan menjelaskan, Bel pun berbunyi).
*****
“Selamat pagi anak-anak!” Pak
Budi guru bahasa Indonesia masuk ke kelasnya Sena.
“Pagi paakk!” semua murid-murid
menjawab salamnya.
“Silahkan
berdo’a dahulu sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) dimulai. Menurut keyakinan masing-masing.”
“baik...
pakkk!”
Setelah
selesai berdo’a Pak Budi pun menyuruh murid-muridnya membuka pelajaran
Bahasa.Indonesia. ”Baik anak-anak sekarang buka bukunya halaman 64 yang
bertemakan IMPIAN. Apakah disini ada
yang mempunyai impian yang tinggi?”
“ada
pak. Saya sendiri mempunyai impian tinggi yang ingin pergi ke bulan.”
“ahh,
Lhu palingnya juga berkhayal saja!” Sindir Kara. Musuh bubuyutannya Sena.
“ehh
kenapa sih? Syirik ke gue ngomong ajah. Jangan muna! Lagian gag salah kan gue
pengen pergi ke bulan. Daripada lhu ! gag punya cita-cita.”
“hahaha,,,,
gag salah badai lhu! Mana mungkin kali!” Kara menyanggah.
“Sena
ada benarnya juga. Nah terus apa maksud dari omongannya Kara? Bapak jadi
bingung!”
“Biar
saya yang jelaskan! Sena punya cita-cita namun dia hanya berkhayal saja.
Sedangkan untuk berusaha dan berdo’apun dia jarang. Begitu pak.” Doni
menjelaskan.
“Sena
bagus punya cita-cita, namun kamu harus lebih berusaha, berdo’a dan langsung
bertindak supaya hasilnya memuaskan.” Pak.Budi memberikan nasihatnya. (bel berbunyi).
“Baiklah
anak-anak pelajaran dicukupkan sekian. Besok dilanjutkan kembali. Terimakasih.”
*****
“Eh
Lho sini!” Kara memanggil Sena. “ogah, Elho ajah yang kesini. Siapa yang
butuh?” Sena menyanggah.
“emangnya
lhu bisa wujudin Impian lhu yang norak dan kamseupay itu?” Kara dan temen-temen
gangnya itu tertawa. “gag bisa jaga ucapan lhu yah? Oke. Gue akan buktiin ke
elo kalau gue bener-bener bisa meraih semua itu. Setidaknya gue bisa ngebuktiin
ke elo kalau gue bisa berubah ke posisi yang lebih positif. CAMKAN itu!” Sena
memperjelas.
“uhh
tatutt yah ancamannya,, hahahahaha. Yuk cabut manteman!” Kara keluar bersama
yang lainnya setelah perdebatan beberapa menit itu.
Dari
situlah Sena terus berfikir bagaimana caranya biar bisa ngebuktiin kepada
semuanya terutama kepada Kara. Akhirnya Sena ingat dengan perkataan teman dan
guru bahasa Indonesia nya itu. Selain itu juga dukungan dari orang tua dan juga
teman-teman nya yang care sama Sena.
Hari
demi hari Sena mempunyai peningkatan cara belajarnya, tingkah lakunya, cara
bicaranya, dan semuanya berubah menjadi lebih baik. Dan Sena pun selalu berdo'a
kepada sang Pencipta, yang akhirnya Sena menjadi juara umum di sekolahnya.
“Alhamdulillah
yang akhirya aku bisa mendapatkan semua ini juga”. Sena bebisik di dalam
hatinya sembari senyum-senyum :).
Kara
menghampiri Sena dan memberikan ucapan congratulation
“Selamat yah lho sudah benar-benar ngebuktiin ke gue kalo lho bisa berubah. Dan
gue juga mau minta maaf atas semua kesalahan-kesalahan gue.”
“terimakasih
yah Kara, ini juga berkat dukungan dari kamu dan tanpa teman seperti kamu aku
tidak akan bisa seperti ini. Iyah aku maafin dan aku juga mau minta maaf.”
“Wahh
cara bicaranya juga sekarang berubah yah!” Sindir Kara (mereka tertawa).
“iyah
dong. Kan bukan Sena yang dulu. Kamu juga cepat berubah yah seperti aku yah.”
“okeh.”
(ketika mereka sedang bercakap-cakap Doni
pun datang menghampiri mereka).
“cieeee,,,
yang sudah baikan. Gag ngajak-ngajak aku nih! Hehehehe”
“hahahahahaha,,,,,,,,”
mereka tertawa bersama.
[minta komentarnya dan terimakasih telah membaca artikel aku]
0 komentar :
Posting Komentar